Minggu, 17 Mei 2009
ikh...........parah bgtz!!!!!
ternyata, c`saiyah cuma di kerjaind............
dasar, dha2 jja!!!!!
oiya, klo kmu punya cwo or cwe yang suka ngerjaind kmu rasa`y gmna siyh??????
klo c`saiyah-mubh, Hmmmm......udah kebal, v mcci jja ketipu:p
heuheu:D
Sabtu, 16 Mei 2009
Asha pengend curhat eumz.............
Oiya, ngomong2 soal HARAJUKU neyh.....c`saiyah emank suka bgdz amah style2`y!!!!!!
phu lagy amah negara`y....ea pazty`y tw negara JAPAN dunk?????
Eh, sebenernya c`saiyah bukan mw bahas soal Harajuku or Japan......
v tntang c`saiyah ndiri.......mw tw gugh?????
akhir2 ney c`saiyah agy da prblem githu amah someone.....
emank siyh....sikap c`saiyah terlalu b`lebihand:(
cerita`y tuwh gne.....kmrend cwo c`saiyah bilang, klo semalem dya SMS-and amah tmend cwe`y, sbener`y siyh c`saiyah juga kenal amah tuwh cwe.......
v uuuggghhh...c`saiyah Bete bgdz kalo dya udh mulai ngomongind cwe!!!!!!!!
mana c`saiyah nagh`y cemburuand n cngeng agy.........
menurut kaliand, c`saiyah ruz kaya gmna siyh?????phu sikap c`saiyah amah dya salah?????
Harajuku
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Langsung ke: navigasi, cari
Suasana di Harajuku
Harajuku (原宿 ?) adalah sebutan populer untuk kawasan di sekitar Stasiun JR Harajuku, Distrik Shibuya, Tokyo. Kawasan ini terkenal sebagai tempat anak-anak muda berkumpul. Lokasinya mencakup sekitar Kuil Meiji, Taman Yoyogi, pusat perbelanjaan Jalan Takeshita (Takeshita-dōri), department store Laforet, dan Gimnasium Nasional Yoyogi. Harajuku bukan sebutan resmi untuk nama tempat, dan tidak dicantumkan sewaktu menulis alamat.
Sekitar tahun 1980-an, Harajuku merupakan tempat berkembangnya subkultur Takenoko-zoku. Sampai hari ini, kelompok anak muda berpakaian aneh bisa dijumpai di kawasan Harajuku. Selain itu, anak-anak sekolah dari berbagai pelosok di Jepang sering memasukkan Harajuku sebagai tujuan studi wisata sewaktu berkunjung ke Tokyo.
Sebetulnya sebutan "Harajuku" hanya digunakan untuk kawasan di sebelah utara Omotesando. Onden adalah nama kawasan di sebelah selatan Omotesando, namun nama tersebut tidak populer dan ikut disebut Harajuku.
[sunting] Sejarah
"Kincir air di Onden" (dari 36 Pemandangan Gunung Fuji karya Hokusai)
Sebelum zaman Edo, Harajuku merupakan salah satu kota penginapan (juku) bagi orang yang bepergian melalui rute Jalan Utama Kamakura. Tokugawa Ieyasu menghadiahkan penguasaan Harajuku kepada ninja dari Provinsi Iga yang membantunya melarikan diri dari Sakai setelah terjadi Insiden Honnōji.
Di zaman Edo, kelompok ninja dari Iga mendirikan markas di Harajuku untuk melindungi kota Edo karena letaknya yang strategis di bagian selatan Jalan Utama Kōshū. Selain ninja, samurai kelas Bakushin juga memilih untuk bertempat tinggal di Harajuku. Petani menanam padi di daerah tepi Sungai Shibuya, dan menggunakan kincir air untuk menggiling padi atau membuat tepung.
Di zaman Meiji, Harajuku dibangun sebagai kawasan penting yang menghubungkan kota Tokyo dengan wilayah sekelilingnya. Pada tahun 1906, Stasiun JR Harajuku dibuka sebagai bagian dari perluasan jalur kereta api Yamanote. Setelah itu, Omotesando (jalan utama ke kuil) dibangun pada tahun 1919 setelah Kuil Meiji didirikan.
Setelah dibukanya berbagai department store pada tahun 1970-an, Harajuku menjadi pusat busana. Kawasan ini menjadi terkenal di seluruh Jepang setelah diliput majalah fesyen seperti Anan dan non-no. Pada waktu itu, kelompok gadis-gadis yang disebut Annon-zoku sering dijumpai berjalan-jalan di kawasan Harajuku. Gaya busana mereka meniru busana yang dikenakan model majalah Anan dan non-no.
Sekitar tahun 1980-an, Jalan Takeshita menjadi ramai karena orang ingin melihat Takenoko-zoku yang berdandan aneh dan menari di jalanan. Setelah ditetapkan sebagai kawasan khusus pejalan kaki, Harajuku menjadi tempat berkumpul favorit anak-anak muda. Setelah Harajuku makin ramai, butik yang menjual barang dari merek-merek terkenal mulai bermunculan di Omotesando sekitar tahun 1990-an.
Harajuku
bagi sebagian besar anak muda gaul, khususnya di kota2 gede, kata yang satu ini tentunya sudah pamilier (familier). dandanan dengan mengecat rambut dan muka ala jepang ini sangat nge-tren di Indonesia. Biasanya para Harajuku ini pada nongkrong di pinggir2 jalan, terutama pada hari minggu atau hari libur, layaknya komunitas anak pang (punk). ngobrol, ngerumpi, nyanyi2, jalan2 adalah kerjaan mereka. bandung dan jakarta menjadi pusat gaya ala jepang ini.
cap negatip sering mampir kepada meraka. walaupun pada dasarnya Harajuku adalah sebuah komunitas pecinta mode Jepang. namun seperti yang kita ketahui, sebagai “orang Indonesia”, orang yang dandanannya serba aneh dan berantakan ya dicap sebagai anak aneh pula. negatip, narkoba, rokok, minuman, badung, nakal, kotor, berantakan, tidak baik.
Namun, tidak sedikit pula yang bertanya2 apa sebenarnya Harujuku? apakah hanya sekedar dandanan ala Jepang? apakah anak2 dengan rambut dicat ala jepang ini “berantakan”? darimana nama itu berasal? kapan tren itu dimulai?
Harajuku sebenarnya diambil dari salah satu tempat terkenal di sepanjang jalan di sebuah stasiun di Jepang, tepatnya di Omotesando, Tokyo. tempat ini juga merupakan mode center di kota Tokyo sana. di sini terletak toko2 barang mode bermerek, seperti Gucci, Zara, dan toko mainan anak-anak paling terkenal di Jepang, Kiddieland. Omotesando sangat terkenal sebab menjadi tempat anak-anak muda berkumpul dan mengekspresikan diri mereka pada hari Minggu ketika jalan itu ditutup untuk kendaraan. Di sepanjang jalan kita bisa melihat kelompok- kelompok anak muda dalam dandanan kelompok mereka. Ada yang bergaya gotik, punk, bikers, dan sebagainya.
nah, salah satu toko yang menjual pakaian mode gaul tersebut adalah Distrik Harajuku. di tempat ini, anak2 yang demen nongkrong di jalanan sana bisa beli perlengkapan gaul yang sangat lengkap. dan tentunya kita kenal watak orang Jepang. CINTA PRODUK DALAM NEGERI. maka dari itu, Harajuku lebih diminati dari toko2 lain dengan merek2 terkenal asal negeri barat.
tren Harajuku ini muncul pada tahun 90-an. pada saat itu, sekelompok anak muda datang ke stasiun di kota sana. mereka nongkrong dan menyanyi di jalanan di Omotesando. lalu apanya yang menarik?
ternyata cara berpakaian mereka lain dari yang lain, unik. mereka berpakaian layaknya tokoh kartun ala jepang (anime) dan pahlawan di komik2 sana (manga). nah, karena mereka berpakaian layaknya tokoh anime dan manga, maka orang asal negeri barat sana menyebut mode itu sebagai cosplay, diambil dari bahasa inggris dari kata costume and play.
lalu apa hubungannya anatara Harajuku dengan Cosplay?
tentu ada hubungan yang erat diantara kedua mode ala jepang ini. ternyata, usut punya usut, style ini tetap terinspirasi oleh budaya lokal, Kimono. kita bisa lihat bagaimana jika orang jepang memakai kimono. baju khas jepang, bibir berwarna, muka dibalut dengan warna sangat2 putih. sekelompok pemuda mengecat rambut mereka dalam aneka warna dan rias mata dominan hitam, sementara tubuh mereka juga dibalut baju hitam dengan sepatu bot hitam. nah, kelompok pemuda pecinta budaya ini menuangkan inspirasi mereka dengan membuat tubuh mereka berantakan. rambut di cat, bibir diwarnai, pakaian serba ala Jepang, dan bergaya layaknya anak gaul. dan style ini lebih dikenal dengan nama Harajuku. di sudut yang lain, sekelompok pemuda juga mebalut tubuh mereka dengan dandanan persis bahkan sama dengan tokoh2 idola mereka di film2 anime atau manga. nah, mode yang ini dikenal dengan sebutan cosplay.
dan ketika kini ada anak-anak muda di Bandung dan mungkin juga beberapa kota lain meniru rekan-rekan mereka di Jepang, cara berbusana yang di sana awalnya mengikuti tokoh anime, manga, permainan video, grup band, dan belakangan lebih berarti orang yang memakai kostum sementara anak-anak muda terobsesi pada subbudaya Barat, ini semakin menegaskan dunia tak lagi mengenal batas. Hanya, apakah kita akan terus menjadi pengekor?